Senin, 23 Februari 2015

Budidaya ikan nila Bangkok

Nila Bangkok merupakan salah satu jenis ikan nila yang bentuknya mirip dengan ikan kakap merah. Tektstur daging yang padat tebal berwarna merah jingga serta duri-durinya yang sedikit merupakan kelebihan yang dimiliki jenis ikan nila bangkok, rasa dagingnya pun sangat mirip dengan ikan kakap merah.
pembesaran ikan nila bangkok kolam air deras
foto ilustrasi
Kisah sukses Emma Dolly Raphen memulai usaha pembesaran ikan nila Bangkok pada tahun 2007 silam. Modal awal sebesar 31 juta ia siapkan untuk biaya sewa dan perbaikan kolam air deras semen yang masing-masing berukuran 7×2, 8×2, dan 9×2 dengan kedalaman kolam 2 meter yang tiap kolam diisi bibit kurang lebih 5000 ekor ukuran 50 gram.
Emma melakukan budidaya pembesaran berada di Subang, Jawa Barat tepatnya di Kecamatan Cijambe. Menurutnya ikan nila kolam deras mampu meningkatkan kepadatan walaupun kolam berukuran sempit, bahkan kolam air deras mampu menghasilkan bobot ikan lebih cepat dari kolam air tenang. Hal positif yang didapatkan adalah ikan menjadi lebih jarang terkena penyakit dan daging ikan yang dihasilkan jauh lebih segar. Lebih ikan nila bangkok mampu beradaptasi dengan baik di daerah dataran tinggi seperti Subang yang memiliki suhu air 24-28 derajat celcius.

Masa Panen Hanya 4 Bulan

Pembesaran nila Bangkok tak beda dengan nila hitam, namun karena ia memilih pembesaran dalam kolam air deras setidaknya bibit yang digunakan agak besar yaitu 50 gram yang berukuran 5-8 cm. Kolam air deras kerap disebut system monik. Dengan system monik lumpur dan kotoran keluar dari kolam dan tidak menyebabkan ikan menjadi bau lumpur. Ikan yang dibesarkan di kolam deras sudah pasti akan terus bergerak karena melawan arus air terus menerus, dengan demikian ikan menjadi lebih gesit. Mengenai pakan yang diberikan ia memberikan pakan pelet pabrikan asal Thailand Charoen Pokphand Turbo 81 dengan kadar protein 28-30% secara intensif sebanyak 6-7 kali sehari dengan jatah 5% dari bobot tubuh ikan. Alhasil ikan pembesaran tersebut menjadi lebih cepat besar dan menghasilkan daging yang padat. Dalam jangka waktu empat bulan bibit 50 gram tersebut bisa dipanen ukuran dengan berat rata-rata 500 gram. Menurutnya selama pembesaran diperlukan pakan per kolam sebanyak 2 ton pakan atau 500 kg sebulannya.
Seiring berjalannya waktu kini Emma sudah memiliki 200an kolam, walhasil setiap harinya wanita berparas cantik ini sudah bisa panen tiap hari yaitu sekitar 1-1.5 ton. Hal terpenting dalam pemeliharaan ikan dalam kolam air deras adalah penyaringan kotoran seperti lumpur, pasir dan sampah agar tak masuk dalam kolam, sehingga di lubang masuk air dilapisi dengan bahan penyaring kotoran. Emma juga menerapkan standar pada karyawannya untuk membersihkan kolam tiap 2 minggu sekali dengan cara mengangkat ikan dalam kolam dan mengeluarkan kotoran hingga menyikat kolam.

Pemasaran

Karena belum banyak yang membudidayakan Nila Bangkok, Emma mengaku berjuang keras memasarkan hasil panenan pada restoran hingga supermarket di Jakarta dan Bandung dengan memberikan sampel dan brosur di tiap tempat yang pernah di datangi. Buah dari kerja kerasnya kini ikan Nilanya sudah berada di Supermarket besar seperti Carrefour, Hypermart dan restoran ternama yang bisa naik permintaanya 2 kali lipat saat hari libur. Bahkan kini pembeli dating dengan sendirinya menggunakan armada minimum pembelian 10 kg. Setidaknya dengan jumlah panen ikan sebanyak 30 ton perbulan Emma bisa tembus omzet hingga 420 juta sebulan. Setelah dikurangi pembelian bibit, biaya pakan dan operasional seperti gaji 30 orang karyawan Rp 700-800 ribu perbulan ia mampu menerima untung Rp. 151 juta .

Bagi Hasil dengan petani pemilik kolam

Lantaran sebagian kolam tempat budidaya adalah milik petani setempat dengan system bagi hasil dengan bibit dan pakan dari Emma, ia pun harus membagi 30 % keuntungan bersih dengan mitranya. Menurutnya keuntungan tersebut digunakan untuk memperbanyak sewa dan perbaikan kolam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar